Dewasa ini, makin banyak orang yang mulai concern akan pentingnya kesehatan mental. Bagaimana tidak, jika kesehatan mental tak stabil, maka akan bisa memicu efek buruk bagi orang yang mengalaminya, salah satunya adalah membuat mereka cenderung untuk melakukan self harm. Simak berikut ini ulasan mengenai self harm, penyebab, dan serta cara menghindarinya.
Apa yang Dimaksud dengan Self Harm?
Apa itu self harm? Self harm merupakan perilaku seseorang yang secara sengaja menyakiti dirinya sendiri. Perilaku yang dianggap sebagai tanda adanya masalah terkait dengan kesehatan mental ini, umumnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Perilaku melukai diri sendiri dianggap sebagai salah satu bentuk pelarian dari masalah, memori buruk, atau tekanan dan stress yang menderanya.
Orang yang memiliki perilaku ini cenderung melukai bagian tubuhnya yang tak terlihat oleh orang lain. Dirinya bisa melukai tubuhnya dengan berbagai cara, mulai dari dengan menggunakan menggunakan benda tajam dan benda tumpul, hingga sampai membakar atau memukuli dirinya sendiri.
Sesaat setelah self harm dilakukan, orang yang melakukannya biasanya akan merasa sedikit lebih tenang. Namun biasanya, rasa tenang dan lega itu hanya akan bertahan dalam jangka waktu yang pendek saja. Rasa bersalah, kesepian, panik, atau malu tersebut akan kembali lagi, yang kemudian membuatnya kembali melukai tubuhnya. Hal itu pun menjadi siklus yang terjadi berulang kali.
Sebagian besar orang yang memiliki perilaku ini, sama sekali tidak berniat untuk membunuh dirinya sendiri atau melakukan tindakan yang suicidal. Namun, tak jarang saat melukai dirinya sendiri tersebut, luka yang diterimanya bisa jauh lebih parah, sehingga bisa membuatnya meregang nyawa. Self harm yang dilakukan berulang kali juga bisa berujung pada tindakan suicidal.
Apa Bedanya Self Harm dan Self Injury?
Perbedaan sebutan atau istilah antara keduanya tak jarang membuat orang mempertanyakan, apa bedanya self harm dan self injury? Sebenarnya, kedua istilah ini mengacu pada makna yang sama, yakni perilaku yang secara sengaja dilakukan, untuk melukai diri sendiri, namun tanpa adanya niatan untuk membuat diri sendiri sampai kehilangan nyawa atau perilaku suicidal.
Kedua perilaku ini sama-sama menjadi muara atau pilihan terakhir bagi orang yang tak bisa melepaskan diri dari tekanan, masalah, atau stres yang dihadapinya dengan cara yang sehat. Alih-alih menenangkan diri dengan mencari hiburan, orang dengan perilaku self harm lebih memilih untuk melukai hingga memukuli dirinya sendiri.
Bagaimana Pandangan Islam atas Self Harm?
Orang yang melukai dirinya sendiri secara sengaja berasal dari kelompok agama atau kepercayaan yang berbeda-beda, di antaranya adalah yang menganut agama Islam. Lantas, apa itu self harm dan bagaimana pandangan atas self harm dalam Islam? Menjawab pertanyaan ini, sebagian besar ulama berpendapat bahwa haram hukumnya untuk melakukan self harm dalam Islam.
Self harm dalam Islam dianggap sebagai perilaku yang sifatnya aniaya, di mana lebih banyak keburukan atau mudharat yang ditimbulkannya dibandingkan dengan manfaatnya. Pandangan ulama mengenai self harm dalam Islam ini tentu juga didasarkan atas dalil-dalil yang termuat dalam kitab suci Al-Qur’an, yang membahas mengenai perbuatan aniaya kepada diri sendiri.
Salah satu dalil mengenai perbuatan aniaya pada diri sendiri adalah QS. Ali ‘Imraan ayat 57. Terjemahan dari dalil tersebut berbunyi, “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah sangat benci kepada orang-orang yang zalim.”
Dari terjemahannya itu saja, sudah bisa ditarik kesimpulan bahwa perbuatan zalim, seperti menganiaya diri sendiri, merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Seseorang yang melakukan self harm dalam Islam juga dianggap sebagai orang yang imannya lemah, sehingga dirinya melakukan perilaku tersebut, karena keputus-asaan yang dirasakannya di dalam dirinya.
Apa Hal yang Memicu Self Harm?
Perilaku melukai diri sendiri bisa menjadi sebuah adiksi bagi orang yang melakukannya. Rasa sakit yang dirasakannya dianggap sebagai penawar dari luka yang dirasakannya pada sisi mental dan emosionalnya. Lantas, mengapa seseorang bisa melakukan perbuatan yang notabene melukai dirinya sendiri dan bahkan meninggalkan bekas permanen di tubuh?
Dibalik terjadinya perilaku melukai diri sendiri ini, ada banyak alasan atau penyebab yang mendasarinya. Umumnya, perilaku ini disebabkan oleh luka emosional dan tekanan yang teramat sangat, yang dialami oleh orang tersebut. Tekanan tersebut bisa berasal dari keluarga, lingkungan sekitar, lingkungan kerja, lingkungan sekolah, hubungan dengan orang lain, dan lainnya.
Beberapa hal dianggap juga bisa meningkatkan risiko seseorang melakukan self harm ini, yakni perundungan, trauma dan pelecehan di masa lalu, masalah di sekolah atau tempat kerja, hubungan yang berantakan, hingga konflik keluarga. Jika sudah begini, maka melukai diri sendiri dijadikan sebagai alternatif untuk melupakan sejenak rasa sakit dari luka emosional tersebut.
Tipe Self Harm
Apa bedanya self harm dan self injury? Keduanya merupakan hal yang sama. Mengingat kesamaannya tersebut, sudah pasti self harm dan self injury memiliki bentuk atau tipe tindakan yang sama dalam melukai diri sendiri. Simak berikut ini beberapa bentuk perilaku yang kerap dilakukan oleh seseorang untuk melukai dirinya tersebut.
- Melukai diri sendiri dengan benda tajam atau benda tumpul, baik itu berupa luka yang dalam atau hanya sekadar goresan
- Membakar bagian tubuh tertentu dengan menggunakan korek api, rokok, atau ujung pisau dan besi yang telah dipanaskan
- Memukul diri sendiri dengan sekuat tenaga
- Membenturkan kepala ke dinding atau permukaan yang keras lainnya
- Menusukkan benda tajam ke permukaan kulit
- Menggores kulit dengan benda tajam untuk menuliskan huruf atau simbol tertentu
Orang yang memiliki perilaku melukai diri sendiri ini biasanya melakukan berbagai cara atau metode saat melukai dirinya sendiri. Lengan dan kaki merupakan target utama saat dirinya melukai diri sendiri, namun tak menutup kemungkinan juga kalau area mana pun pada tubuh menjadi pelampiasannya.
Tanda-Tanda Seseorang dengan Perilaku Self Harm
Apa itu self harm? Istilah tersebut merupakan perilaku yang kerap melukai fisik dirinya secara sengaja, sebagai bentuk pelarian atas luka emosional yang dialaminya. Jika perilaku ini tidak segera diatasi, maka bisa berakhir dengan kematian yang tidak direncanakan. Dengan mengenali tanda-tanda perilaku melukai diri sendiri berikut ini, maka perilaku tersebut akan bisa cepat diobati.
- Terdapat bekas luka pada tubuh, biasanya di bagian pergelangan tangan, lengan, paha, dan dada
- Cenderung menggunakan pakaian tertutup, meskipun cuaca sedang panas. Hal ini dilakukan untuk menutupi bekas luka pada tubuhnya
- Kerap menjambak rambut
- Menyalahgunakan alkohol dan obat terlarang
- Membenci diri sendiri, bahkan kerap mengeluarkan kata-kata makian pada dirinya sendiri
- Menarik diri dari pergaulan, hingga tidak berbicara lagi dengan orang sekitarnya
- Munculnya gangguan pada kebiasaan atau pola makan
- Rendahnya kepercayaan diri, di mana dirinya kerap kali menyalahkan dirinya sendiri dan menganggap dirinya tidak kompeten untuk melakukan suatu hal
- Kehilangan berat badan
- Menunjukkan tanda-tanda depresi, seperti mood yang berubah-ubah, menangis tanpa sebab, serta kurangnya motivasi atau ketertarikan akan sesuatu
Cara Menghindari Self Harm
Perilaku menyakiti diri sendiri tak hanya sekadar menimbulkan bekas luka di tubuh, namun juga akan memupuk luka emosional yang dialami oleh pelakunya. Maka dari itu, perlu dicari alternatif yang sehat sebagai pelarian bagi orang yang mengalami luka emosional tersebut. Simak berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk terhindar dari perilaku tersebut.
1. Identifikasi Emosi Apa yang Sedang Dirasakan
Mengidentifikasi emosi yang sedang bergejolak di dalam diri, bisa menjadi salah satu alternatif untuk menghindari perilaku melukai diri sendiri. Pasalnya, emosi yang dirasakan di dalam diri dan tak terkendalikan itu, bisa mendorong seseorang untuk melakukan hal yang tidak normal, seperti melukai diri sendiri.
Jika diri merasa marah, coba untuk melakukan aktivitas fisik untuk menurunkan level emosinya tersebut. Saat merasa kesepian atau tak dihiraukan, usahakan untuk mencari sahabat, teman, atau keluarga yang peduli, sehingga rasa sepi tersebut bisa diatasi. Cari tahu apa jenis emosi yang sedang dirasakan tak stabil, lalu lakukan hal yang bisa meredam ketidakstabilan emosi tersebut.
2. Jalan-Jalan
Jalan-jalan atau bepergian ke luar juga bisa menjadi alternatif untuk menghindari self harm. Pergilah ke lingkungan yang baru, karena lingkungan baru tersebut akan bisa mendistraksi pikiran dan juga memberikan waktu yang cukup untuk menenangkan diri bagi orang yang sedang tak stabil emosinya lalu berniat untuk melukai dirinya sendiri.
Tak perlu bepergian ke tempat yang jauh, kamu bisa pergi mengunjungi taman yang berada di sekitar tempat tinggalmu atau mungkin pergi ke mall, perpustakaan, atau tempat lainnya yang bisa memberikan rasa tenang. Jangan sampai kamu malah mengurung dirimu di tempat yang membuatnya merasa tambah tertekan, tanpa adanya penyelesaian atas hal tersebut.
3. Curhat pada Sahabat
Sahabat atau teman dekat bisa menjadi tempat untuk mencurahkan segala rasa tak nyaman yang dirasakan. Dukungan emosional yang diberikan oleh teman akan bisa membuat seseorang dengan perilaku self harm merasa jadi pribadi yang berharga dan tak lagi kesepian, sehingga membuatnya berpikir seribu kali untuk melukai dirinya.
Pilihlah sahabat yang memang sangat dipercayai sebagai tempat untuk berbagi. Jika tak bisa dengan bertemu langsung, curahkan isi hati melalui hubungan telepon, pesan singkat, atau melalui video call. Meskipun awalnya terasa sulit untuk dilakukan, namun percayalah, dengan membuka diri dan berbagi dengan orang lain, masalah yang dihadapi akan terasa lebih ringan.
4. Mendengarkan Musik
Apa bedanya self harm dan self injury? Tak ada bedanya, keduanya bisa coba dihindari dengan cara mendengarkan musik. Tak sedikit orang yang merasa terselamatkan dari self harm dengan mendengarkan musik yang disukainya atau dibawakan oleh penyanyi favoritnya. Musik yang didengarkan tersebut bisa membantu menyembuhkan luka emosional yang sedang dirasakan.
Pilihlah musik yang membuat diri bisa bangkit dari rasa sedih akibat luka emosional yang dirasakan. Jika perlu, dalam memilih lagu yang akan didengarkan, pilihlah lagu dengan lirik yang isinya menguatkan diri untuk menjalani hari dan tak tenggelam dalam rasa sedih dan terluka. Putar musik yang disukai tersebut secara terus-menerus saat indikasi self harm mulai terasa.
5. Buat Puisi Tentang Self Harm
Luka emosional yang dirasakan bisa coba diatasi dengan menuangkan rasa sakit tersebut dalam bentuk puisi. Tak sedikit orang yang membuat puisi tentang self harm untuk mengalihkan pikirannya dari tindakan yang bisa melukai dirinya sendiri. Bagi orang terbiasa meluahkan isi hatinya dalam bentuk tulisan, menulis puisi tentang self harm bisa menjadi salah satu alternatif.
Puisi tentang self harm ini nantinya tak akan bisa bermanfaat bagi orang yang membuatnya, namun juga bagi orang lain yang mungkin berkesempatan untuk membacanya. Saat seseorang sudah berhasil menjauhkan dirinya dari perilaku ini, dia akan tahu betapa dirinya merupakan seorang yang tangguh dalam hal melindungi diri dengan membaca puisi tentang self harm tersebut.
6. Menggambar
Apa itu self harm? Istilah tersebut merujuk pada perilaku melukai diri sendiri, yang salah satu opsi untuk menghindarinya adalah dengan menggambar. Sebagai salah satu bentuk seni, menggambar memang bisa dijadikan sebagai wadah untuk menyalurkan emosi, baik saat itu emosi sedang membuncah karena gembira, sedih, bahkan saat sedang tertekan.
Saat keinginan untuk melakukan self harm sedang memuncak, ambil peralatan menggambar yang dimiliki, lalu gambarlah hal apa pun yang disukai. Dengan menggambar, maka fokus yang semula berpusat pada luka emosional yang dirasakan, akan beralih pada hal yang ingin digambar. Beriringan dengan proses menggambar, emosi yang tak stabil pun akan berproses untuk mereda.
7. Berteriak
Saat kamu sedang merasa stres, berteriak kerap menjadi alternatif untuk membuatmu merasa lebih lega, benar tidak? Nah, alternatif satu ini juga bisa jadi pilihan saat keinginan untuk melukai diri sendiri mulai terasa akan muncul. Berteriaklah sekuat tenaga untuk menyalurkan emosi yang sedang memuncak dalam diri, sehingga nanti setelah selesai teriak, emosi jadi lebih stabil.
Jika misalnya sedang berada di rumah, teriakan bisa diredam dengan menggunakan bantal. Benamkan wajah di permukaan bantal, lalu berteriaklah dengan sekencang-kencangnya. Kamu juga bisa mencari tempat yang relatif lengang, agar kamu bisa berteriak dengan lepas tanpa merasa takut akan membuat orang lain merasa terganggu. Setelahnya, emosi pun akan terasa mereda.
8. Menghindarkan Diri dari Hal yang Memicu Perilaku Tersebut
Agar terhindar dari perilaku melukai diri sendiri, jauhkanlah atau hindarkanlah diri dari hal yang memicu perilaku tersebut. Misalnya saja, seseorang memiliki teman yang toxic dan kerap melakukan perundungan, yang kemudian membuatnya melukai dirinya sendiri. Jika ini yang terjadi, jauhilah teman tersebut, jika perlu pindah sekolah atau pindah tempat kerja.
Memang efeknya tak akan langsung terasa, namun dengan menghindari sumber atau penyebab dari perilaku tersebut, maka seseorang bisa sedikit demi sedikit move on dari perilakunya yang melukai diri sendiri. Jika perlu, minta bantuan dokter atau ahli di bidangnya untuk membantu diri agar bisa menyembuhkan diri dari perilaku melukai diri sendiri tersebut dengan lebih cepat.
Pandangan Akhir
Last part, mari kita ambil kesimpulan ya. Jadi, apa itu self harm? Self harm adalah sebuah perilaku seseorang yang secara sengaja melukai dirinya sendiri. Lantas, apa bedanya self harm dan self injury? Keduanya merupakan hal yang sama. Lindungilah diri agar tak tenggelam dalam perilaku tersebut, di antaranya dengan mengikuti beberapa cara untuk menghindari perilaku melukai diri sendiri yang disebutkan di atas.